Minggu, 03 April 2016

Amankan UN, Polisi di Demak Dilarang Gunakan Pakaian Dinas

Polisi mengawal distribusi soal ujian (Taufik Budi/Okezone)


DEMAK - Polisi di Demak, Jawa Tengah dilarang menggunakan pakaian dinas selama mengamankan perhelatan ujian nasional (UN) 2016. Meski bertujuan mencegah kebocoran UN, namun polisi yang berseliweran dengan pakaian dinas diyakini akan mengganggu kenyamanan peserta.
"Untuk pengawasan selama UN, polisi yang mengadakan pengamanan, saya perintahkan berpakaian preman. Kalau pakaian dinas akan mengganggu konsentrasi anak-anak kita yang lagi ujian," ujar Kabag Ops Polres Demak, Kompol Sutomo, kepada Okezone, Minggu 3 Maret 2016.

Dia mengatakan, polisi memiliki cara tersendiri untuk mengamankan UN. Dengan tidak mengenakan pakaian dinas, polisi bisa masuk ke area ujian untuk mencegah praktik-praktik kecurangan dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.

Tak hanya penjagaan gudang penyimpan naskah ujian di masing-masing subrayon, namun polisi juga akan menjaga sekolah-sekolah penyelenggara UN.
"Kalau penjagaan di subrayon polisi pakai seragam dinas. Yang berpakaian preman khusus di sekolah-sekolah penyelenggara UN. Mereka akan mengawasi baik pagi, siang, atau malam untuk mencegah kebocoran soal, atau yang memanfaatkan UN ini bagi kepentingan sendiri. Kita akan tegas terhadap semua pelanggaran baik dari siswa maupun sekolah atau panitia," tandasnya.

Sementara, Ketua Subrayon 02 Mranggen, Gigis Muhammad Afnan menyampaikan, seluruh panitia dan sekolah telah berkomitmen untuk menjaga kejujuran selama perhelatan UN. Demikian juga siswa, selalu ditekankan mengerjakan UN dengan jujur dan tidak berlaku curang demi mendapatkan nilai maksimal.
"Kami tekankan pada perilaku jujur dan peningkatan prestasi pada UN kali ini. Jika tidak bisa, maka kejujuran merupakan hal terpenting yang harus tetap dijaga oleh peserta ujian maupun panitia. Kita telah melakukan penandatanganan pakta integritas beberapa waktu lalu," ujar Gigis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar