
CAPE TOWN – Presiden Afrika Selatan (Afsel), Jacob Zuma, pada Jumat 1 April 2016 meminta maaf soal skandal jutaan dolar pengeluaran uang negara untuk membangun rumah pribadinya. Terkait kasus ini, ia mengaku akan mematuhi putusan Mahkamah Konstitusi yang mewajibkannya membayar kembali sejumlah dana.
Dalam pidatonya di televisi nasional, Zuma mengatakan ia berupaya melakukan itikad baik terkait sengketa terhadap rumahnya di Nkandla.
Skandal ini telah memicu kekhawatiran dugaan korupsi di tingkat pemerintahan. Pihak oposisi bahkan pemerintah menuntut Presiden Zuma untuk segera mengundurkan diri.
“Masalah ini telah menyebabkan frustrasi dan kebingungan. Karena itulah, saya minta maaf atas nama pribadi dan pemerintah," ujar Zuma.
Meskipun telah meminta maaf, partai oposisi tetap akan melanjutkan dakwaan terhadap Zuma setelah Pengadilan Tinggi Afrika Selatan menetapkannya melanggar konstitusi.
"Jacob Zuma memiliki peran penting di peta politik Afrika Selatan," ujar Mmusi Maimane, pemimpin partai
Aliansi Demokratik, sebagaimana dikutip dari Time, Minggu (3/4/2016).
Meski demikian, memberhentikan Presiden Zuma tidak mudah dilakukan karena impeachment membutuhkan dua pertiga suara mayoritas parlemen. Sedangkan, partai berkuasa African National Congress saat ini memiliki suara mayoritas sehingga mosi tidak percaya terhadap Presiden Zuma dapat dianulir.
"Saya ingin menekankan bahwa saya tidak pernah sengaja melanggar konstitusi, yang merupakan hukum tertinggi republik ini," ujar Zuma.
Dalam skandal lainya, Zuma dituduh memiliki hubungan tidak patut dengan keluarga pebisnis Gupta.
Meski demikian, Presiden Zuma membantah tuduhan bahwa Gupta memainkan peran penting dalam memilih beberapa menteri Kabinet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar